Jakarta – Perbincangan royalti mengemuka di peringatan hari musik nasional yang jatuh pada 9 Maret. Partai Garuda menegaskan usulan bahwa teknologi perlu digunakan untuk memfasilitasi urusan royalti bagi musisi.
“Dalam perayaan Hari Musik Nasional, yang diperbincangkan masih hal yang sama, yaitu tentang royalti. Hal ini sudah pernah disampaikan Partai Garuda, bahwa untuk urusan royalti, gunakan teknologi, apalagi dalam memproduksi musik semuanya sudah menggunakan teknologi,” ujar juru bicara Partai Garuda, Teddy Gusnaidi, Jumat (10/3/2023).
Teddy kemudian menjabarkan sejumlah keuntungan penggunaan teknologi dalam urusan royalti untuk musisi. Salah satunya penghitungan secara otomatis yang akan sangat memudahkan.
“Semuanya bisa serba otomatis, ketika lagunya dipergunakan, maka detik itu juga langsung mendapatkan haknya, tidak ada lagi perhitungan manual dan campur tangan banyak pihak, dimana keakuratannya dan tentu transparansinya juga kurang,” kata Teddy.
“Buat aplikasi seperti Youtube, itu bisa menjadi solusi untuk tempat Karaoke dan aplikasi seperti Go food bisa menjadi solusi untuk membayar royalti di konser, hotel, dan sejenisnya. Jadi seperti memesan makanan, kalau ini memesan lagu. Pilih lokasi, acaranya apa dan lagu yang akan dibawakan apa saja,” sambungnya.
Teddy mengatakan, siapa saja bisa memantau di aplikasi tersebut, orang yang berada di lokasi maupun musisinya. Sehingga, lanjut Teddy, ketika ada lagu yang dibawakan tapi tidak memesan, bisa diperkarakan secara hukum. Ini sangat mudah dilakukan dan bisa menjadi solusi dari permasalahan royalti yang dari dulu masih menjadi polemik.
“Selamat hari musik Nasional… Segera manfaatkan teknologi untuk solusi royalti musisi,” pungkas.